Pastitangkas.com Agen Tangkas Online Uang Asli Indonesia Terpercaya , Terbesar Dan Teraman Di Indonesia tanpa kecurangan dan banyak sekali bonus nya, diantaranya : - Bonus 1st deposit 50% - Bonus cashback hingga 90% - Bonus Refferal 10% Seumur hidup - Jumlah refferal tidak dibatasi - Jackpot ratusan juta rupiah
Sabtu, 23 Januari 2016
Wanita Ingin Pria Bersuara Lebih Keras di Atas Ranjang
Apakah Anda ingat adegan seru di filmForgetting Sarah Marshall di mana Kristen Bell mendengar mantan pacarnya (Jason Segel) dan kencannya (Milan Kunis) berhubungan seks di kamar sebelah? Itu memancing pertempuran suara di antara kedua mantan untuk membuktikan siapa yang (pura-puranya) berhubungan seks paling berisik. Sayangnya, itu hanya terjadi di film. Tidak (atau belum) ada penelitian yang membuktikan bahwa meningkatkan volume suara akan menghasilkan rangsangan yang lebih kuat atau orgasme yang lebih intens. Namun keinginan untuk bersuara keras mungkin melambangkan sesuatu yang kuat dan dalam: Anda dan pasangan Anda telah mencapai zona nyaman yang puncak.
Orang mengungkapkan diri mereka melalui seks. Jeritan kenikmatan merupakan bahasa pribadi yang hanya diketahui pasangan tersebut. "Jeritan tersebut bisa menjadi sebentuk kehidupan yang khusus bagi dua orang," kata Greg Bryant, PhD.,associate professor studi komunikasi di UCLA. "Jeritan tersebut menciptakan lingkaran umpan balik, semakin ekspresif salah satu dari mereka, semakin terangsang pihak satunya." Selain itu, bayangan bahwa ada yang mendengar Anda hanyalah bonus. "Ada unsur bahaya –perasaan takut tertangkap basah- yang membuat seks lebih seru bagi sebagian orang," kata Justin Lehmiller, PhD., seorang psikolog sosial di Harvard University. Semakin Anda tidak peduli pada siapa yang bisa mendengarkan Anda, semakin baik: "Bertindak bebas, terutama dengan pasangan yang Anda percayai, merupakan salah satu kebahagiaan dalam berhubungan seks," katanya. Sebaliknya, “Menahan diri membuat Anda tidak dapat merasa hadir pada momen tersebut, yang kemudian menurunkan libido Anda,” kata Mark dari University of Kentucky.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar